LARISMANIS.COM – Menguak Realitas Pertumbuhan Ekonomi RI dari Masa Soeharto Hingga Jokowi: Siapa Juara? Dalam Sebuagh Wacana Winda Desi Kurniawati.”Sejak kepemimpinan Soeharto hingga era pemerintahan Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan signifikan. Soeharto dikenal sebagai salah satu pemimpin yang berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat, sementara Jokowi dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks, terutama dengan masuknya era digital dan globalisasi yang semakin mengglobal. Namun demikian, banyak yang menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah Jokowi tidak sebaik di bawah Soeharto.
Seiring dengan berjalannya waktu, ekonomi Indonesia mengalami pasang surut mengikuti perkembangan jaman. Namun demikian, ekonomi Indonesia relatif cukup stabil dalam beberapa tahun terakhir meskipun gejolak eksternal menghantam dunia.
Kemajuan suatu negara dapat ditentukan dengan sejumlah indikator, salah satunya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah indikator yang menunjukkan aktivitas perekonomian dalam menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.
Menguak Realitas Pertumbuhan Ekonomi RI
Pertumbuhan ekonomi diukur dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Indikator ini sangat penting karena mempengaruhi kesejahteraan masyarakat serta kemampuan negara untuk bersaing di tingkat global.
Selama kepemimpinan Presiden Soeharto, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai puncaknya. Ekonomi Indonesia tumbuh pesat, terutama dalam sektor industri, pertanian, pariwisata, dan infrastruktur. Soeharto berhasil mendorong investasi asing masuk ke Indonesia dan mengembangkan berbagai sektor ekonomi yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi.
Namun, di sisi lain, keberhasilan Soeharto dalam mendorong pertumbuhan ekonomi juga diiringi dengan beragam masalah, seperti korupsi, monopoli ekonomi, dan ketimpangan sosial serta ekonomi yang semakin memprihatinkan. Hal ini membawa dampak negatif bagi sebagian besar masyarakat, terutama mereka yang berada di pedesaan dan kota-kota kecil.
Presiden Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, yang menggantikan Soeharto, memiliki fokus yang berbeda dalam hal pertumbuhan ekonomi. Gus Dur lebih memperhatikan kesetaraan ekonomi (economic equality) daripada hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi semata. Gus Dur memperkenalkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang bertujuan untuk mendorong pemerataan ekonomi dan kesetaraan sosial di seluruh Indonesia. Meskipun program ini dianggap berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas, namun angka pertumbuhan ekonomi selama kepemimpinannya tercatat rendah.
Seiring dengan masuknya era pemerintahan Jokowi, upaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi pun semakin intensif. Namun, Jokowi dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks. Tantangan tersebut antara lain pandemi Covid-19, gejolak geopolitik global, perang dagang, dan berbagai ancaman krisis, serta perubahan iklim yang menimbulkan banyak bencana.
Selama 10 tahun era Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,2%, sedangkan pada era Soeharto pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,3%. Namun, walaupun angka ini menurun, Jokowi dianggap berhasil dalam hal memperbaiki kondisi sosial, infrastruktur, dan kesehatan yang merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi.
Namun, bukan hanya angka pertumbuhan ekonomi yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin dalam mendorong ekonomi negara. Banyak faktor yang perlu diperhitungkan, seperti stabilitas ekonomi, kesetaraan sosial, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, dampak pandemi Covid-19 yang belum menemui titik terang juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Jokowi.
Sehingga, apakah pertumbuhan ekonomi yang tinggi selalu menjamin kesejahteraan masyarakat? Ataukah kebijakan yang memperhatikan kesetaraan ekonomi justru lebih penting? Pertanyaan ini menjadi tantangan bagi pemimpin masa kini untuk tidak hanya fokus pada angka-angka statistik, tetapi juga pada kondisi sosial, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam menganalisis realitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dari masa Soeharto hingga kepemimpinan Jokowi, tidak ada jawaban yang mutlak tentang siapa yang sebenarnya berhasil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Setiap masa memiliki dinamika dan tantangan tersendiri yang tidak dapat disepelekan.
Dalam menghadapi masa depan, pemimpin Indonesia perlu mampu menjawab tantangan-tantangan baru pada masa digital dan globalisasi yang semakin mengglobal. Selain itu, sikap inklusif, transparan, dan berorientasi pada keberlanjutan sosial dan lingkungan juga menjadi kunci penting dalam membangun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, merata, dan berkeadilan.
Dengan demikian, bukan siapa yang menjadi juara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi bagaimana membawa kesejahteraan masyarakat secara luas sebagai tujuan utama pembangunan ekonomi negara. Hal ini akan menjadi tonggak penting dalam menjawab tantangan-tantangan masa depan yang semakin kompleks dan dinamis.